Oleh:

Benny Fernando
Relawan Fasilitator (dan Fotografer)
Rombel 9: SDN Purwamekar 2 | Kec. Rawamerta Kab. Karawang
11 April 2016



“Hai…Hello, Hello…Hai”

Sebuah sapaan khas para relawan Kelas Inspirasi. Ini adalah pertama kali saya (Benny Fernando) menjadi fasilitator di Kelas Inspirasi

Senin 11 April 2016 kota Pangkal Perjuangan Karawang kedatangan para pejuang mulia dari penjuru Nusantara. Mereka datang dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda untuk memberikan inspirasi kedapa siswa-siswi SD dalam acara Kelas Inspirasi Karawang #1. Para relawan ditempatkan di sekolah yang sudah ditentukan oleh panitia dan kami dipersatukan pada Rombel 9: SDN Purwamekar 2, beranggotakan 2 Fasilitator (Sendy, Benny) dan 6 Relawan Pengajar (Erwin, Adam, Laila, Krisna, Zahrifa, Puji).

Pagi itu seperti mengemban misi besar dimana kami harus memberikan sebuah pandangan hidup di luar sana kepada para siswa-siswi SD yang nantinya menjadi penerus bangsa kita, Indonesia. Briefing dan rapat kecil di sosial media yang dilakukan oleh para relawan menunjukan kesiapan mereka dalam acara mulia ini. Dan kita berangkat pukul 06.00 pagi dari pusat kota Karawang menuju SDN Purwamekar 2, Kecamatan Rawamerta. Seyum dan candaan kecil terlontar dari para relawan yang sudah siap dengan konsep dan ide-ide mengajar mereka yang berbeda-beda. Terlihat hamparan sawah dan udara yang segar menemani perjalanan kita karena selain sebagai kota pangkal perjuangan, Karawang juga disebut lumbung padinya Indonesia.

Dua orang siswi terlihat sedang berjalan kaki sambil bergandengan dan mengayunkan tangannya. Nampak jelas di depan kaca kendaraan kami. Mengingatkan kembali betapa indahnya masa-masa bersekolah waktu itu. Ketika sampai di sekolah, kami disambut dengan senyuman dari siswa-siswi dan para guru sebelum berlangsung upacara bendera. 

Upacara bendera Senin pagi itu pun berlangsung, mungkin sebagian dari kami sudah lupa kapan terakhir mengikuti upacara bendera. Senang dan bangga yang kami rasakan setelah lama tidak melakukan penghormatan kepada sang saka Merah Putih. Upacara berlangsung hikmat.




Selepas upacara kami mengadakan flash mob dengan lagu Sherina, Kembali ke Sekolah. Pastinya membuat semangat kami bertambah kala melihat senyuman dan tingkah lucu mereka. 

Erwin (Jakarta, Pemandu Wisata), relawan yang ke-4 kalinya berpartisispasi di Kelas Inspirasi, saat masuk kelas untuk mengajar ada salah satu siswa yang tiba-tiba menangis histeris. Setelah ditanya ternyata siswa itu mengira Erwin adalah dokter yang akan menyuntik dia. Terayang kan gimana lucu dan lugunya mereka. Erwin menjelaskan profesi dengan melihatkan video kepada anak-anak saat mengunjungi berbagai negara sebagai pemandu wisata. Kemudian mengajak siswa-siswi untuk membentuk kertas seperti pesawat dan ditulis cita-cita mereka kemudian menerbangkannya bersama-sama.


Adam (Karawang, Presenter TV), di kota kelahirannya mencoba menginspirasi siswa-siswi dengan melihat video liputan dan mempraktekan langsung gaya berbicara sebagai presenter TV. Sebagai penutup, ia memberikan kesempatan kepada anak-anak berdiri di depan dan mempraktekan selayaknya pembawa berita tujuannya untuk meningkatkan percaya diri dan meminimalisir rasa malu para siswa.


Laila (Jogja, Peneliti Psikologi), relawan lain menyebutnya si provokator. Dengan metode mengajarnya memberikan ice breaking (ikan kembung) dan kemudian mengikatkan potongan kain di kepala yang bertuliskan cita-cita para siswa. Laila memotivasi para siswa agar mengejar cita-cita yang sudah ditulisnya.

 

Krisna (Jakarta, Auditor), mengajak siswa-siswi menggambar cita-cita mereka membuat para siswa antusias mengikuti Kelas Inspirasi. Ada satu hal yang menarik. Saat siswa-siswi lain menggambar pesawat, kereta, gunung dan lainnya, ada satu siswa menggambar rumah. Sebagian besar orang pasti akan mengira bahwa siswa itu ingin menjadi arsitek.
Saat ditanya, “Cita-cita kamu apa?“ Ia menjawab,”Aku ingin menjadi seperti ibu, asisten rumah tangga.” 


Ah, menjadi pembelajaran besar untuk kita bahwa profesi apapun itu menjadi berharga jika dilakukan sepenuh hati dan berguna untuk orang lain. Seperti yang diyakini oleh anak sekecil itu. Bahwa yang dilakukan ibunya adalah pekerjaan mulia yang tak kalah mulianya dengan dokter, polisi, atau mentri sekalipun.

Zahrifa (Jakarta, HR Spesialist). Hadist Riwayat (HR), begitulah para murid membacanya saat relawan ini menulis di papan tentang profesinya. Bercerita dan mendengarkan membuat relawan ini menjadi dekat dengan para siswa dan mengajak bernyanyi “Garuda Pancasila” untuk menumbuhkan jiwa proklamasi.


Puji Riyanto (Karawang, Analis Kimia), relawan ini melakukan percobaan gunung meletus dengan memanfaatkan botol plastik, kertas, beking soda, air, cuka dan bahan kimia lainnya yang ada disekitar kita. Respon anak-anak sangat antusias melihat dan mengikuti pembelajaran saat itu.



Berkumpul dengan fasilitator dan relawan hebat menjadikan keluarga baru yang bisa memberikan sedikit inspirasi kepada calon penerus bangsa. Dan membuat saya berfikir bahwa setinggi apapun kita tidak akan berarti jika belum berguna bagi sesama ataupun bangsa Indonesia ini.

Kelas Inspirasi Karawang.
“Sekali Menginspirasi Selamanya Memberi Arti”