Oleh:

Astri Nurhidayati
Sales Import - PT Toyota Tsusho Indonesia Relawan Pengajar
Rombel 11: SDN Sukakerta 1 | Kec. Cilamaya Wetan Kab. Karawang
20 Februari 2017




"Education is the most powerful weapon which you can use to change the world" - Nelson Mandela

Tidak pernah terpikir akan sangat ketagihan ikut kegiatan sosial dan jadi relawan. Tapi ternyata Kelas Inspirasi malah jadi wadah saya untuk berpartisipasi dan mengabdi untuk masyarakat. Sempat ragu apakah saya bisa menginspirasi anak-anak? Bagaimana cara saya agar mereka terinspirasi. Tapi pada kenyataanya, di semua kegiatan Kelas Inspirasi yang saya ikuti, saya yang terinspirasi dan anak-anak yang mengajarkan saya banyak hal. Seperti pengalaman Kelas Inspirasi yang saya ikuti di Karawang.

Sekolah yang kami kunjungi adalah SDN Sukakerta 1, yang berlokasi di Kecamatan Cilamaya Wetan. Saya belum pernah mendengar daerah tersebut, maka seketika itu saya coba mencari lokasi sekolah, dan ternyata lokasi sekolah dekat dengan pantai dan jauh dari kota. Super exciting dan super grogi. Mulai menerka-nerka materi dan metode seperti apa yang harus saya berikan di kelas.

Karena lokasi sekolah yang cukup jauh, kelompok kami memutuskan untuk mencari penginapan di sekitar sekolah. Tapi ternyata tidak ada penginapan di dekat sana. Beruntung pihak sekolah mengijinkan kami untuk menempati gedung perpustakaan yang baru saja dibangun dan masih kosong melompong. Ini akan jadi pengalaman yang sangat luar biasa baru bagi saya, menginap di sekolah.

Perjalanan kami mulai dari kota Karawang, di hari Minggu yang ternyata di guyur hujan dari pagi sampai siang. Kembali beruntung, ketika kami akan berangkat menuju sekolah, hujan berhenti dan langit cukup cerah. Perjalanan kami tempuh dengan mengendarai motor, yang ternyata membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 2 jam. Begitu sampai di sekolah, ternyata lapangan upacara tergenang air, mungkin sekitar setengah betis orang dewasa. Tapi alhamdulillah, air mulai surut sedikit demi sedikit. Keberuntungan kami ternyata tidak sampai di sana. Beberapa warga di sekitar sekolah pun, menawarkan toilet di rumahnya untuk kami gunakan. Sambutan yang luar biasa hangat dan menyenangkan. H-1, dan yang kami lakukan adalah membahas teknis acara, pembahasan jadwal, dan berlatih tepukan dan tarian sebagai ice breaking. Dan berharap cuaca lebih bersahabat esok hari.

Ternyata pagi kami disambut dengan hujan yang cukup deras. Ada kekhawatiran, bagaimana jika hujan tidak berhenti? Bagaimana jika siswa-siswa tidak masuk? Tapi mendekati jam masuk sekolah, beberapa siswa mulai berdatangan, dan banyak dari mereka yang datang menggunakan sandal dan menjinjing sepatu mereka atau bahkan tidak memakai sandal sama sekali. Melihat mereka datang, rasanya bisa mulai bernafas dan sangat bersemangat. Jika mereka saja bisa bersemangat datang ke sekolah dikondisi hujan lebat. Kami harus bisa lebih semangat dibandingkan mereka.

Acara kami mulai dengan sedikit sambutan, perkenalan dan ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Untuk mengingatkan diri kami semua yang ada di sana, bahwa ini semua untuk Indonesia. Acara berkumpul di lapangan tidak lama, karena hujan mulai kembali turun. Saya kebetulan tidak ada jadwal di sesi pertama. Jadi saya menjadi pendamping di kelas yang akan sesi selanjutnya akan saya ikuti. Anak-anak terlihat sangat bersemangat, Mereka anak-anak yang cukup tertib, Mereka mendengarkan, excited, dan super curious.


Mengajar di kelas dengan metode yang menyenangkan
Dokumentasi: Iyus Ruswandi


Dan sesi saya pun tiba, awalnya saya berkenalan dengan mereka, dan bercerita tentang pekerjaan saya melalui media gambar. Mereka mendengarkan dengan baik, sesekali bertanya tentang pekerjaan saya. Selanjutnya saya meminta mereka mencari kata-kata yang berkaitan dengan pekerjaan saya. Siapa yang bisa menemukan kata-kata tersebut, saya ber hadiah bintang bertuliskan aku anak hebat. Dan anak-anak jadi lebih bersemangat. Ketika semua kata sudah mereka temukan, sesi selanjutnya yang saya lakukan adalah sharing. Saya meminta mereka bercerita mengenai kehidupan mereka, latar belakang keluarga, jarak antara rumah dengan sekolah dan  cita-cita serta mimpi mereka ketika tumbuh besar nanti.

Mungkin ini yang membuat saya ketagihan ikut Kelas Inspirasi, karena hanya cukup 1 hari, tapi banyak kehidupan yang tersentuh, hidup saya, hidup anak-anak, hidup guru-guru dan mungkin, kehidupan di sekitar sekolah.

Untuk itu, terima kasih untuk pengalaman yang luar biasa ini. Sampai bertemu di KI – KI selanjutnya.


SEHARI MENGABDI, SELAMANYA MENGINSPIRASI. 


Foto bersama seluruh relawan dan guru SDN Sukakerta 1, Cilamaya Wetan
Dokumentasi: Iyus Ruswandi